Rabu, 08 Mei 2013

SENI MUSIK TRADISIONAL DAN MODERN




 SENI MUSIK TRADISIONAL DAN MODERN


Pengertian musik tradisional dan musik modern

Musik Daerah/Tradisional
                                                       ANGKLUNG

Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang didaerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isilagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaknisyair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Indonesiaadalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papuahingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebutlahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, mediaekspresi dari masyarakat pendukungnya.
 





                        GENDANG
    






Musik Modern

Modern adanya sentuhan teknologi yang dianggap lebih beradab dan lebih maju,sedangkan tradisional lebih terikat akan fungsional dalam social masyarakat yangmendukung sebuah kebudayaan tersebut. Tetapi apabila kita membandingkan dua buahinstrumen yang hampir bersamaan bentuknya yang kita kategorikan keduanya dalam duakelompok yang berlawanan, yaitu modern dan tradisional, misalnya taganing (drum-chime) Batak Toba dengan Bongo. Kalau kita berbicara masalah bahan secara organologibarangkali ada beberapa perbedaan bahan dari yang alami dengan hasil mesin pengolahbahan. Tetapi segi teknologi barangkali belum begitu jauh berbeda karena kedua-duanya dapat di tune karena taganing juga adalah melodis. Barangkali accordeon danbiola yang biasa dimainkan dalam kesenian Ronggeng Melayu Sumatera Timurdibandingkan dengan pemain accordeon Prancis, dimana Ronggeng Melayu biasanyadisebut tradisional dan berkaitan di Prancis dikategorikan sebagai alat musik modern,bagaimana kita memandang hal ini ? Mungkin alat-alat musik elektronik seperti gitarlistrik dengan kemungkinan berbagai macam efek dibandingkan dengan kacapi Sundayang juga sudah mengenal efek dan elektrik, tapi masih dalam tataran tradisionalbarangkali merupakan contoh yang lain bagaimana kita mengkategorikan alat musiktradisional dengan modern. Padahal semuanya menjalani satu proses masing-masingdalam kata kunci perubahan tadi. Triangle dan Hesek adalah sama-sama pecussion yangbahan dasarnya juga barangkali hampir sama
















TOKOH SENI MUSIK TRADISIONAL INDONESIA


Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai “maestro keroncong Indonesia,” ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu ‘Bengawan Solo’ ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang) Lagu bengawan solo diciptakan pada tahun 1940, ketika ia beusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.
Lagu Bengawan Solo juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.
Gesang tinggal di di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Gubernur Jawa Tengah tahun 1980 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak.
Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti; Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
Gesang sempat dikabarkan meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 2010.


 
sejarah berkembangnya musik di Indonesia
 
Apabila ditelusuri melalui sejarahnya, musik barat berkembang di Indonesia berawal dari bagian timur pelaut Spanyol dan Portugis dalam konteks imperialis abad XVI. Mereka mengenalkan musik seni Eropa, dengan iringan Cavaguin ho (ukulele), biola, gitar, dan sebagainya sebagai sarana hiburan para pelaut dan pemukim di sekitar mereka.
Pada tahun 1930-an, beberapa stasiun radio kolonial di beberapa kota di nusantara mengundang minat musik yang lebih besar. Berbagai jenis musik disiarkan di radio, tayangan film, atau putaran gramafon yang hampir seluruhnya produksi impor. Jenis musik yang pertama kali dicetak secara domestik adalah musik hiburan Belanda dan gamelan Jawa, Sunda, Bali, terutama keraton Surakarta dan Yogyakarta, istana Kalungkung dan Peliatan Gianyar, serta gamelan degung dan Cianjuran dari Priangan.
Tahun 1950 merupakan perkembangan musik Indonesia yang sesungguhnya. Tahun tersebut merupakan awal pembinaan musik melalui disiplin akademik, beberapa orang muda Indonesia meneruskan perjalanan musik ke luar negeri, seperti ke Roma, Amsterdam, London, Brussels, Perancis, Berlin, New York, Moscow, Praha, dan Inggris. Tahun 1950-an mulai dibuka sekolah musik seperti sekolah musik Indonesia sekarang ISI, yayasan pendidikan Musdi (YPM) di Jakarta, musik di IKIP Yogyakarta, Malang, Bandung, Jakarta.
Tahun 1960 mulai berkembang grup-grup musik, seperti Koes Plus, Panbers, Mercys, D’loyd dan sebagainya. Perkembangan sampai sekarang dalam keadaan semakin baik dan banyak penggemar yang menginginkan lagu-lagunya.